Lokasi observasi
STIE IBBI
Jl. Sei Deli No. 18
Telp. (061) 4567111
Fax. (061) 4527548
Medan - 20114
Indonesia
Waktu observasi
Observasi dilakukan pada hari Selasa, 16 November 2010.
Waktu observasi pukul 11.05 WIB - 12.20 WIB.
Subjek yang diobservasi
Ø Dosen : Ms. Arinda
Ø Mahasiswa S1 Akuntansi yang berjumlah 28 orang dan sedang mengikuti mata kuliah Bahasa Mandarin.
Objek observasi
Ø Suasana kelas pada saat mata kuliah Mandarin berlangsung
Ø Interaksi dosen dan mahasiswa
Uraian hasil observasi
Pukul 11.05 WIB, dosen masuk ke kelas. Suasana kelas masih belum tenang. Dosen menugaskan ketua kelas untuk memfotokopi bahan/materi yang akan dipelajari hari itu. Kelas masih ribut, dosen berusaha menenangkan. Dosen meminta mahasiswa mengumpulkan tugas yang diberikan minggu lalu. Kelas kembali ribut dan dipenuhi suara protes. Beberapa mahasiswa maju dan mengumpulkan tugas teman-temannya. Mahasiswa lain sibuk berbicara dengan temannya. Dosen meminta mahasiswa menghapal 1 – 10 dalam bahasa Mandarin. Setiap minggu sebelum memulai materi baru, dosen menyuruh mereka untuk menghapalnya. Dosen mengatakan bahwa dia akan meminta mahasiswa maju satu per satu ke depan untuk melafalkannya di depan kelas. Ketua kelas kembali dan membagikan bahan kepada temannya.
Dosen mengoreksi tugas yang sudah dikumpulkan. Kelas sangat ribut. Dosen menenangkan dan meminta seorang mahasiswa maju ke depan untuk menghafalkan 1 – 10. Kemudian, satu per satu mahasiswa dipanggil. Seorang mahasiswa yang disuruh maju terlihat gugup. Mahasiswa tersebut salah melafalkan dan teman-temannya menertawakannya.
Materi yang diajarkan pada hari itu adalah mengenai ”goresan” aksara mandarin. Dosen mencatat materi di papan tulis. Mahasiswa di barisan depan terlihat sibuk mencatat. Sementara mahasiswa di barisan belakang terlihat mengobrol. Dosen meminta ketua kelas untuk mengisi tinta spidol. Mahasiswa yang lain masih sibuk mencatat. Dosen berkeliling memeriksa catatan siswa dan mengoreksi tulisan yang salah. Seorang mahasiswa bertanya kepada dosen. Teman di sampingnya menyindir dengan mengatakan bahwa pertanyaan yang diajukan sangat mudah. Dosen mulai berjalan kembali ke depan. Sementara mahasiswa mencatat, dosen mengabsen mahasiswanya. Spidol selesai diisi. Dosen kembali mencatat di papan tulis. Kelas kembali ribut.
Setelah dosen selesai mencatat, dosen menyuruh mahasiswa melanjutkan mencatat. Setelah semua selesai, dosen membaca aksara mandarin di papan tulis. Dosen membaca sekali dan memberikan instruksi agar mahasiswa ikut membaca. Dosen kemudian menjelaskan dan mahasiswa serius mendengarkan. Kemudian dosen meminta mahasiswa membaca sekali lagi dan dosen mengoreksi apabila ada kesalahan. Setelah selesai, dosen memuji mahasiswa. Mahasiswa bersorak gembira. Kelas kembali ribut.
Dosen membahas bersama mahasiswa beberapa contoh yang ada di papan tulis. Untuk tiap goresan, dosen memberikan satu contoh aksara mandarin, misalnya untuk goresan 一 (heng2) dosen memberi contoh aksara 六 (liu4 ; enam). Ketika dosen menerangkan cara penulisan dari aksara, seorang mahasiswa bertanya untuk menegaskan apa yang dijelaskan oleh dosen. Dosen kembali menerangkan dan sesekali bertanya kepada mahasiswa. Kemudian dosen me-review sekali lagi materi yang sudah diajarkan.
Dosen kemudian menyuruh mahasiswa mencatat di buku tugas dan mahasiswa diberi tugas untuk latihan menulis aksara Mandarin yang diajarkan hari ini. Dosen menuliskan contoh di salah satu buku tulis mahasiswa dan kemudian buku tulis itu di-passing ke belakang. Mahasiswa tampak sibuk menulis dan dosen berkeliling memeriksa pekerjaan mereka.
Di sela-sela menunggu mahasiswa menulis, dosen bertanya apakah mahasiswa menyukai materi yang diajarkan pada hari itu. Seorang mahasiswa tampak bercanda dan membuat teman-temannya tertawa. Setelah itu, dosen tetap menunggu mahasiswa menulis. Pekerjaan mahasiswa selesai dan dosen menyudahi perkuliahan pada pukul 12.20 WIB.
Telaah Hasil Observasi Menurut Teori Belajar
1. Teori Thorndike
Salah satu konsep Thorndike yang dapat menggambarkan proses belajar yang terjadi dalam kelas adalah Law of Practice / Hukum Latihan.
Contohnya :
- Setiap minggu sebelum masuk kelas, dosen akan meminta mahasiswa menghapal 1-10 dalam bahasa Mandarin. Dosen melatih mahasiswa agar dapat mengingat konsep tersebut.
- Ketika dosen membaca aksara di papan tulis, dosen memberikan instruksi agar mahasiswa mengikutinya. Setelah itu, dosen meminta mahasiswa mengulanginya sendiri selama beberapa kali.
- Selesai membaca, dosen memberikan tugas untuk menulis beberapa aksara di buku tugas. Mahasiswa ditugaskan untuk berlatih menulis di rumah.
Prinsip Thorndike lain yang bisa ditemukan dalam proses pembelajaran yang diobservasi adalah ’belajar bersifat incremental (bertahap)’. Dosen pertama mengajarkan ejaan terlebih dahulu untuk membantu mahasiswa dalam melafalkan aksara mandarin. Kemudian dosen mengajarkan goresan mandarin yang menyusun suatu aksara mandarin. Dalam pelajaran goresan dijelaskan bagaimana bentuk goresan, bagaimana pelafalannya dan bagaimana tata cara penulisannya.
2. Teori Bandura
Belajar dapat terjadi melalui modeling. Proses modeling dapat dilihat ketika mahasiswa mengikuti dosen yang sedang membaca aksara di papan tulis. Ketika diminta mengulanginya, sebagian mahasiswa sudah bisa melakukannya dengan baik.
Untuk membuat bahan yang diajarkan lebih mudah diterima dan diserap, dosen melakukan tahap dibawah ini :
- Proses atensional
Pertama, dosen berusaha menenangkan kelas yang masih ribut sejak dosen masuk. Dosen berusaha memastikan semua mahasiswa memperhatikan ke depan agar informasi yang akan disampaikan bisa dipahami oleh semua mahasiswanya. Setelah semua mahasiswa tampak memperhatikan, barulah dosen memulai pelajaran.
- Proses retensional
Proses ini adalah proses yang terjadi di dalam diri individu. Ini adalah tahapan dimana informasi yang disampaikan oleh dosen disimpan untuk digunakan nanti. Jenis simbolisasi pada tahap ini adalah simbolisasi verbal dimana informasi yang disimpan adalah informasi yang disampaikan oleh dosen secara verbal atau dalam bentuk kata-kata.
Bandura mengatakan guru harus mempertimbangkan kemampuan verbal siswa saat akan merencanakan modeling. Dosen mempertimbangkan kemampuan verbal mahasiswa. Ada mahasiswa yang belum fasih berbahasa mandarin. Oleh karena itu, dalam menjelaskan, dosen menggunakan dua bahasa. Hal ini akan membantu proses retensional.
- Proses pembentukan prilaku
Setelah sesuatu diperhatikan dan disimpan, dosen harus mempertimbangkan ketrampilan motorik yang dibutuhkan untuk memproduksi ketrampilan yang telah dipelajari tersebut, dalam hal ini ketrampilan untuk mengucapkan aksara mandarin dengan tepat. Untuk memastikan mahasiswa menguasai ketrampilan itu, pada pertemuan sebelumnya dosen telah mengajarkan ejaan mandarin kepada mahasiswanya.
- Proses motivasional
Dosen memuji mahasiswa untuk memotivasi mereka agar ketrampilan yang telah dipelajari diproduksi dalam bentuk prilaku.
3. Teori Skinner
Dosen di dalam kelas memberikan positive reinforcement kepada mahasiswa. Misalnya, ketika mereka selesai membaca aksara di papan tulis, dosen memuji bahwa intonasi mereka sudah bagus. Dengan adanya pujian tersebut tentunya akan memunculkan rasa bangga dan motivasi dalam diri mereka.
4. Teori Ausubel
Struktur kognitif yang dimiliki setiap individu berbeda-beda. Menurut Ausubel, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar adalah masalah budaya. Berdasarkan hasil observasi, terlihat beberapa mahasiswa sudah lebih fasih dalam bahasa Mandarin. Dalam hal ini, terdapat beberapa kemungkinan yaitu mungkin beberapa mahasiswa sudah pernah mempelajari Mandarin sebelumnya di sekolah atau kursus tertentu. Mungkin juga dalam kehidupan sehari-hari, mereka menggunakan bahasa Mandarin untuk berkomunikasi. Sebagian lagi masih merasakan kesulitan dikarenakan mungkin mereka tidak pernah mendapatkan pelajaran Mandarin sebelumnya. Hal ini diperhatikan oleh dosen dalam mengajar. Saat mengajar, dosen lebih memperhatikan beberapa mahasiswa yang memang belum pernah belajar bahasa Mandarin sebelumnya.
Model pembelajaran yang terjadi dalam kelas adalah rote reception learning. Mahasiswa mempelajari Mandarin dengan menghafal dan tidak mengaitkan apa yang sudah dipelajari dengan sesuatu yang bermakna. Selain itu, mahasiswa juga hanya menerima apa yang disampaikan oleh dosen dan tidak belajar dengan mencari tahu sendiri.
Dalam catatan yang dituliskan dosen di papan tulis, terdapat kolom ’contoh’. Dari sini kita bisa melihat bahwa dosen menggunakan derivative subsumption. Dosen memberikan contoh dari konsep yang sedang dipelajari. Hal yang kurang adalah dosen tidak mengaitkan semua contoh dengan sesuatu yang bermakna sehingga ada kemungkinan mahasiswa akan sulit mengingat. Hanya beberapa contoh yang dikaitkan dengan materi pelajaran yang lalu yaitu dosen mengaitkan goresan 一 (heng2) dengan aksara 六 (liu4 ; enam) yang telah dipelajari sebelumnya.
5. Teori Piaget
Dengan mengaitkan hasil observasi dengan teori Piaget, bisa dilihat bahwa proses kognitif terjadi, yaitu :
1. Asimilasi
Asimilasi adalah pencocokan atau penyesuaian antara struktur kognitif dengan lingkungan fisik. Bagi mahasiswa yang sebelumnya telah pernah belajar Mandarin, mereka melakukan proses asimilasi yaitu mencocokan ide sebelumnya dengan ide baru yang sedang diajarkan oleh dosen.
2. Akomodasi
Akomodasi adalah memodifikasi struktur kognitif agar sesuai dengan lingkungan. Untuk mahasiswa yang belum pernah mempelajari bahasa Mandarin sebelumnya, mereka melakukan proses akomodasi. Struktur kognitif dimodifikasi dengan memasukkan informasi baru yang diajarkan dosen.
3. Equilibrasi
Jika struktur kognitif mahasiswa ada yang berbeda dengan apa yang sedang diajarkan oleh dosen, maka mahasiswa itu akan melakukan equilibrasi.
6. Teori Pask
Jenis conversation yang terjadi dalam kelas yaitu :
- Monolog. Monolog terjadi pada mahasiswa setelah mendengarkan penjelasan dari dosen mungkin menginternalisasi informasi yang telah disampaikan.
- Dialog. Dialog terjadi ketika dosen bertanya apakah mahasiswa menyukai apa yang telah mereka pelajari hari ini.
- Dialektik. Mahasiswa melakukan conversation untuk mencari kebenaran dengan bertanya pada dosen.
- Construction. Semua yang diajarkan oleh dosen pada mata kuliah ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang baru mengenai bahasa Mandarin.
Kesimpulan
Proses observasi berlangsung dengan baik. Kami dapat melihat bagaimana sebenarnya sistem perkuliahan di perguruan tinggi swasta, bagaimana cara mengajar seorang dosen, bagaimana respon dari mahasiswanya, dan bagaimana interaksi dari keduanya.
Setelah melakukan observasi, kami melakukan proses penyusunan laporan. Kami melakukan diskusi online untuk membahas apa saja teori yang dapat digunakan untuk dapat dikaitkan dengan hasil observasi.
Daftar pustaka
B. R. Hergenhahn & Matthew H. Olson (2009). Theories of Learning. Edisi Ketujuh. Jakarta : Kencana
Driscoll, Marcy P.1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston : Allyn and Bacon
Testimoni Perencanaan, Pelaksanaan hingga Penyelesaian tugas
Testimoni Marisa
Sebelum menentukan hendak observasi di IBBI, kami telah mengunjungi dua fakultas di USU, diantaranya Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Namun, kedua fakultas itu meminta surat pengantar untuk dapat memproses permintaan kami. Pada saat kami pergi meminta izin (Senin, 15 November 2010) waktu sudah tidak memungkinkan untuk mengurus surat pengantar.
Pada saat itu, saya teringat kakak saya yang bekerja sebagai staf pengajar di IBBI. Kemudian saya segera menghubunginya untuk bertanya apakah memungkinkan bila kami observasi disana. Jawaban dari IBBI datang 3 jam setelahnya dan kami diminta datang observasi hari Selasa, 16 November 2010 pukul 11.00 WIB.
Secara umum, observasi di universitas lain sangat menyenangkan. Kami bisa mengetahui bagaimana proses pembelajaran di universitas lain yang selama ini hanya kami dengan lewat cerita teman. Apalagi universitas yang kami kunjungi adalah universitas swasta yang tentu saja berbeda dengan USU yang merupakan Universitas Negeri.
Setelah observasi, dimulailah proses menulis laporan. Dengan menulis laporan, kami belajar banyak dan kembali mendalami semua teori belajar yang telah dipelajari sebelumnya.
Testimoni Calvina
Waktu untuk perencanaan observasi cukup mendesak. Hari Senin tanggal 15 November 2010, kami pergi ke 2 fakultas untuk meminta izin observasi. Kedua fakultas meminta surat untuk memproses izin kami. Ternyata Marisa mempunyai kenalan yang bekerja di IBBI. Kami diperbolehkan untuk melakukan observasi esok harinya.
Observasi dilakukan ketika mata kuliah mandarin. Banyak hal-hal lucu yang terjadi di dalam kelas. Sambutan dari dosen dan mahasiswa disana juga cukup baik. Observasi di IBBI menyenangkan. Untuk menyelesaikan laporan, kami memutuskan untuk melakukan diskusi online.
Dokumentasi
Read more "Laporan Observasi di IBBI..."