Senin, 07 Mei 2012


Read more " ..."

Selasa, 21 Desember 2010

UAS Online


Topik : Metode Pembelajaran yang Diterapkan oleh Dosen Psikologi Belajar
Metode pembelajaran yang diterapkan dalam kelas psikologi belajar sepenuhnya menggunakan pembelajaran kontekstual. Berikut penerapannya dalam tujuh komponen kontekstual :
1.      Konstruktivisme
Di awal mata kuliah ini, Bu Ika sudah menekankan bahwa di kelas psikologi belajar ini setiap orang harus membuat resume sebelum mengikuti perkuliahan. Dari sini kita bisa melihat bahwa mahasiswa diharuskan untuk terlebih dahulu mengkonstruksi sendiri pemahaman mengenai suatu topik sebelum mendengarkan penjelasan presentasi dari teman-teman. Teman-teman yang akan presentasi juga melakukan konstruktivisme dengan mengkonstruksi pemahaman mereka melalui sumber bacaan dan juga diskusi mereka baik dengan sesama teman kelompok maupun dosen.
2.      Inkuiri
Dalam mengkonstruksi pemahaman kita mengenai suatu topik, tentu tidak semua bahan ada di buku. Selain itu, bahan yang ada di buku belum tentu telah mencakup bahan-bahan yang terbaru dan bisa saja belum cukup lengkap. Oleh karena itu, Bu Ika membebaskan kami untuk mencari bahan dari sumber lain baik untuk resume maupun dalam pembuatan makalah. Bu Dina juga mendorong kami untuk banyak mencari referensi dari internet untuk membantu pemahaman kami.
3.      Bertanya
Dalam kelas, setiap selesai presentasi, banyak teman-teman yang mengajukan pertanyaan kepada teman-teman presenter. Hal ini tentu dimaksudkan untuk menggali lebih dalam lagi mengenai topik yang sedang dibahas. Selain itu, setelah selesai presentasi dan diskusi, dosen biasanya menjelaskan poin-poin yang masih ambigu. Kemudian dosen juga bertanya kepada mahasiswa. Pertanyaan yang diajukan terkadang berkisar antara ringkasan atau inti dari topik yang baru dipelajari, kaitan topik baru dengan topik lama dan juga kaitan teori dengan pengalaman sehari-hari mahasiswa.
4.      Masyarakat belajar
Setiap pertemuan di kelas psikologi belajar selalu ada diskusi. Biasanya diskusi dilakukan dengan seluruh mahasiswa di kelas dan juga dengan dosen. Diskusi inilah yang disebut dengan masyarakat belajar. Dalam diskusi, teman-teman mengajukan pertanyaan kepada presenter. Pertanyaan ini terkadang bahkan tidak terpikirkan oleh teman yang lain. Kemudian pertanyaan ini dijawab oleh kelompok presenter dan teman-teman lain yang mempunyai pemahaman mengenai topik ini akan menambahkan atau mungkin menyanggah. Hal ini membuat diskusi di kelas menjadi semakin komprehensif. Mahasiswa banyak belajar hal baru yang mungkin sebelumnya sama sekali asing baginya.
5.      Pemodelan
Untuk lebih membantu kami dalam memahami teori belajar yang telah dibahas di kelas, dosen menugaskan kami untuk melakukan observasi di sekolah. Metode belajar siswa di kelas, gaya belajar guru dan juga interaksi antara guru dan siswa di kelas menjadi model yang kemudian memberikan kami kesempatan untuk dapat melihat secara langsung bentuk konkrit dan penerapan dari teori belajar yang telah dipelajari di kelas. Selain itu, dari observasi bisa dilihat variasi dari tiap-tiap teori yang telah dipelajari. Guru di kelas biasanya tidak hanya mengadopsi satu teori belajar saja, tetapi guru cenderung menggabungkan beberapa teori dalam mengajar. Dari observasi, kita akan mengetahui bagaimana tiap teori itu bisa dikombinasikan menjadi suatu metode pembelajaran yang efektif.
6.      Refleksi
Dalam kelas psikologi belajar ini, kami banyak melakukan refleksi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, di akhir perkuliahan, dosen mendorong mahasiswa untuk mengaitkan teori yang telah dipelajari dengan pengalaman kita sehari-hari baik di kampus maupun di luar kampus. Pengaitan ini akan membuat apa yang telah kita pelajari menjadi meaningful. Apa yang telah dipelajari tidak akan cepat dilupakan dan kita juga merasa dekat dengan teori tersebut karena kita menyadari bahwa sebenarnya setiap hari, baik secara sadar maupun tidak sadar, kita telah menerapkan teori tersebut. Pengaitan teori ini juga membuat kita sadar bahwa setiap waktu, setiap saat dan dalam setiap kesempatan, kita selalu melakukan proses belajar.
7.      Penilaian sesungguhnya
Guna melihat perkembangan mahasiswa, dosen perlu melakukan penilaian. Penilaian ini tentu saja tidak sebatas dari ujian saja. Dalam kelas psikologi belajar ini, dosen melakukan penilaian dari beberapa sumber. Pertama dan yang terpenting tentu saja dilihat dari hasil ujian baik di UTS maupun di UAS. Kedua, penilaian juga dilakukan dari makalah kelompok dan seberapa jauh mahasiswa menguasai bahan ketika presentasi di depan kelas. Ketiga, penilaian juga dipertimbangkan dari tugas-tugas mahasiswa. Tugas-tugas seperti resume dan tugas individu dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh pemahaman tiap-tiap mahasiswa tentang topik yang diulas dan juga untuk melihat seberapa banyak usaha yang dikeluarkan untuk membuat tugas tersebut.  Terakhir, penilaian dilihat dari hasil tugas kelompok mengenai observasi di sekolah. Dari laporan observasi, bisa dilihat seberapa jauh pemahaman siswa mengenai seluruh topik yang sudah dipelajari. Apakah mahasiswa bisa mengaitkan teori-teori belajar dengan pengalaman nyata di lapangan ataukah semua teori tersebut sebenarnya masih ambigu? Selain keempat poin yang telah disebutkan, mungkin ada beberapa hal lain yang akan dijadikan pertimbangan, seperti keaktifan mahasiswa baik di kelas ataupun di dunia maya (blog) dan juga layout blog dari tiap-tiap mahasiswa. Melalui beberapa poin yang telah saya sebutkan diatas, dosen memberikan penilaian kepada mahasiswa. Hasil penilaian bisa berupa nilai yang nantinya akan tertera di KHS, bisa pula berupa feedback yang diberikan oleh dosen kepada tiap-tiap mahasiswa, baik secara langsung ataupun melalui komentar di blog.
Read more "UAS Online..."

Kamis, 09 Desember 2010

Pengalaman TO dan Kaitannya Dengan Teori Belajar

Mungkin try out bukan lagi merupakan fenomena yang luar biasa bagi kita. Dari SD sampai sekarang, teman-teman tentunya pernah mengikuti berbegai macam try out. Saya sendiri sudah pernah mengikuti berbgai macam try out  seperti TO UN dan TO UMB. Namun TO yang kali ini tentunya berbeda dan merupakan pengalaman yang baru bagi kita semua. Ujian online juga sebenarnya merupakan sesuatu yang baru. Biasanya kita ujian dengan sistem paper and pencil. Untuk membantu kita beradaptasi dengan sistem yang baru ini dan juga untuk mencari tahu segala macam kendala yang mungkin terjadi, diadakanlah try out ini. Selama TO 1 dan TO 2, banyak hal baru yang saya alami. Berikut saya akan mencoba mengulas dengan beberapa teori belajar yang sudah dipelajari selama semester ini :

1.      Teori Belajar Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah trial and error. Dalam melakukan TO, sebenarnya kita juga sudah menggunakan trial and error ini. Teman-teman mungkin mencoba suatu cara dalam menjawab soal TO 1, bila hasilnya memuaskan, maka cara inilah yang akan terus digunakan sampai ujian. Tetapi bila tidak memuaskan, maka cara yang lain akan dicoba dalam TO 2.
TO ini juga dimaksudkan untuk menyiapkan kita untuk menghadapi ujian yang sebenarnya. Sesuai dengan law of readiness Thorndike, bila kita sudah siap melakukan sesuatu, maka melakukannya akan menyenangkan. Untuk menyiapkan kita menghadapi ujian yang sesungguhnya, TO sekali saja tentunya belum cukup. Oleh karena itu, TO dilakukan sebanyak 2 kali, untuk membantu kita agar lebih siap. Dalam hal ini, law of exercise Thorndike terlihat.

2.      Teori Belajar Skinner
Skinner mengemukakan suatu konsep yang disebut chaining dimana suatu stimulus menghasilkan suatu respond dan respon yang dihasilkan akan menjadi stimulus yang baru yang juga akan memunculkan  respon lainnya. Dalam TO yang pertama, soal pertama merupakan stimulus yang memunculkan respon yaitu mahasiswa mulai menjawab dan setelah sebagian besar jawaban diposting, jawaban itu menjadi stimulus kedua yang akan menghasilkan respon posting soal kedua. Demikian seterusnya sampai TO 1 selesai.

3.      Teori Belajar Bandura
Keempat proses belajar Bandura bisa digunakan untuk menjelaskan proses TO ini :
        Proses Atensional
Sebelum memulai mengerjakan soal TO, kita harus terlebih dahulu memperhatikan soal tersebut. Soal TO diposting di blog sehingga semua orang bisa melihatnya.
        Proses Retensional
Setelah membaca soal, kita memproses soal tersebut secara kognitif. Kemudian, kita mengkaitkannya dengan informasi yang telah kita pelajari sebelumnya.
        Proses Pembentukan Perilaku
Setelah itu, kita menuangkan apa yang ada di pikiran kita ke dalam bentuk prilaku menjawab soal. Kita mengetikkan jawaban dalam bentuk tulisan dan kemudian memposting jawaban tersebut di blog.
        Proses Motivasional
Proses TO sebagian besar sudah selesai. Setelah jawaban kita posting, Bu Dina akan memposting komentar di blog masing-masing. Hal ini akan menjadi feedback yang memotivasi kita untuk bisa mengerjakan dengan lebih baik lagi.

4.      Teori Belajar Pask
Pask mengatakan bahwa conversation bisa terjadi antara manusia dengan mesin. Dalam proses TO ini jelas terlihat bahwa kita melakukan conversation dengan mesin yaitu komputer dan internet sebagai perantara. Dalam TO ini, kita mengeskpresikan pendapat kita mengenai apa yang ditanyakan dalam soal TO yaitu pengalaman kita dan dikaitkan dengan teori.

5.      Teori Belajar Konstruktivis
Melalui proses TO ini, kita mengkonstruksi pengetahuan kita sendiri dalam mengaitkannya dengan pengalaman kita dalam TO. Kontruksi pengetahuan ini akan membuat kita akan lebih dapat memahami segala teori belajar yang sudah kita pelajari sebelumnya.

Demikian ulasan pengalaman saya berdasarkan teori yang telah dipelajari.
Read more "Pengalaman TO dan Kaitannya Dengan Teori Belajar..."

Kamis, 02 Desember 2010

Kelebihan dan Kelemahan Ujian Online


Untuk kelebihan dari ujian online ini pertama terletak pada kemudahan kita untuk dapat mengakses berbagai informasi di internet sehingga membuat kita lebih siap untuk ujian, (law of readiness, Thorndike)
Kedua, ujian online ini lebih menguji kemampuan kita bukan pada tataran knowledge (pengetahuan) tetapi sudah pada level pemahaman. Untuk menguji pemahaman ilmu yang sudah dipelajari dalam kuliah di kelas, dalam ujian online ini kami diminta untuk mengulas dengan teori-teori yang sudah dipelajari sebelumnya. (taksonomi Bloom)
Terakhir, Ausubel mengatakan bahwa belajar itu akan lebih bermakna bila dikaitkan dengan pengalaman pembelajar. Dalam ujian ini diuji apakah mahasiswa sudah melakukan meaningful learning dengan meminta mahasiswa untuk mengaitkan pengalaman dengan teori yang sudah dipelajari.
Kelemahan dari ujian online ini adalah untuk menguji level pemahaman dari teori taksonomi Bloom maupun meaningful learning dari Ausubel sebenarnya bisa juga dilakukan dengan ujian konvensional. Ujian yang dilakukan secara online kemudian mungkin juga mengalami masalah seperti koneksi internet ataupun masalah ketersediaan listrik.
Selain itu, ujian secara online mungkin juga menyebabkan mahasiswa tidak mempersiapkan diri dengan baik karena mereka mungkin merasa masih bisa melihat referensi dari internet. Ketidaksiapan seseorang dalam melakukan sesuatu, menurut Thorndike, akan menyebabkan hasil yang didapatkan kurang memuaskan.
Read more "Kelebihan dan Kelemahan Ujian Online..."

Pendekatan dengan Teori Pask dan Thorndike


Pengalaman yang telah saya uraikan akan coba saya bahas dengan teori conversation Pask. Dalam meminjam modem, saya melakukan conversation dengan teman saya dengan maksud mempersuasinya agar dia mau meminjamkan modemnya kepada saya. Selain itu, dalam usaha saya meng-add teman-teman, saya juga melakukan conversation dengan mereka.
Selain teori Pask, law of practice dari teori Thorndike juga bisa terlihat yaitu berhubungan dengan baterai laptop saya. Selama ini saya belum pernah melakukan ujian online, belum pernah menggunakan modem portable dan belum pernah memakai internet dengan laptop. Hal ini membuat saya tidak dapat memperkirakan umur baterai laptop saya. Setelah hal ini dilakukan beberapa kali, saya mungkin dapat mempersiapkan dengan lebih baik lagi.
Selain itu, law of practice juga saya gunakan dalam me-refresh beberapa materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Read more "Pendekatan dengan Teori Pask dan Thorndike..."

Kesan Uji Coba Ujian Online

Persiapan untuk ujian online ini saya mulai dengan meminjam modem pada teman. Modem yang biasa saya pakai untuk online itu bukan modem yang portable yang bisa dibawa-bawa. Untung seorang teman bersedia meminjamkan modemnya kepada saya dan juga bersedia membantu men-setting modem tersebut di laptop.
Namun, kekhawatiran saya tidak hanya terbatas pada modem. Kekhawatiran lain terletak pada baterai laptop. Hal ini tidak begitu mengganggu saya karena biasanya baterai laptop saya bisa bertahan hingga dua jam dan saya pikir simulasi ujian ini tidak akan berlansung lebih dari itu.
Ternyata, ada faktor-faktor yang tidak saya pertimbangkan. Laptop saya harus meng-­install aplikasi modem yang memakan lumayan banyak energi. Kemudian masalah tidak selesai sampai disini. Laptop saya tiba-tiba hank sehingga saya terpaksa harus me-restart laptop saya sehingga umur baterainya kembali berkurang. Saat ini baterainya hanya bisa bertahan satu jam saja.
Untuk persiapan lain, sebelum masuk saya juga meng-add gmail teman-teman untuk mempermudah komunikasi saat ujian nanti. Saya juga sedikit me-refresh materi yang akan diujikan.
Read more "Kesan Uji Coba Ujian Online..."
 

Great Morning ©  Copyright by Marisa Andra | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks